Bambang mengatakan IKN bukan sekadar sebuah nama atau lokasi di peta, melainkan sebuah halaman kosong dalam buku sejarah yang menunggu untuk ditulis dengan cerita-cerita kebanggaan, keberhasilan, dan cinta yang tak berkesudahan.
“Marilah kita jaga dan rawat warisan ini, agar kelak ketika anak cucu kita memandang langit IKN, mereka tidak hanya melihat kota yang megah, tetap juga merasakan denyut jantung bangsa ini untuk masa depan yang lebih gemilang,” ujar Bamsoet pada pidato sidang tahunan MPR RI di Gedung DPR, Jumat (16/8).
Bamsoet mengatakan dengan hadirnya IKN, Indonesia tidak hanya mewariskan sebuah kota, tetapi mewariskan harapan dan cita-cita. Indonesia mewariskan sebuah tempat, di mana anak-anak tumbuh dengan mimpi-mimpi besar.
“Berpindah alamat ke hutan belantara, menapak langkah membangun asa. IKN baru jadi ibu kota negara, Semangat baru untuk Indonesia raya,” terang Bamsoet dalam sebuah pantun.
Bamsoet menjelaskan Indonesia telah mencanangkan cita-cita besar, melompat menjadi negara berpenghasilan tinggi setara dengan negara-negara maju pada tahun 2045.
Cita-cita besar tersebut memerlukan komitmen bersama yang sudah dimulai oleh Presiden Joko Widodo dengan menetapkan dua strategi prioritas menuju Indonesia Emas 2045, yakni melalui hilirisasi industri, dan pengembangan sumber daya manusia.
“Proses pembangunan itu telah menciptakan jembatan yang menghubungkan setiap pulau, desa, dan masyarakat dengan harapan dan kesempatan yang baru,” jelas Bamsoet.